-Foto: Ist
KABAG Umum Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Sekretariat Kemenristekdikti, Dr Syahril Caniago MBA saat memberikan paparan pada acara stadium general dihadapan civitas akademika STKIP Yasika dan Akper YPIB Majalengka, Sabtu (14/9).
MAJALENGKA – Era globalisasi yang berkembang begitu pesat, menuntut dunia kampus untuk secepatnya melakukan inovasi dalam berbagai hal. Langkah tersebut yang saat ini berusaha dilakukan STKIP Yasika Majalengka dan Akademi Keperawatan (Akper) YPIB Majalengka yang barusaja menggelar kuliah umum dengan menghadirkan narasumber Dr. Syahril Caniago MBA, Kabag Umum Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Sekretariat KemenristekDikti, Sabtu (14/9).
Kegiatan yang digelar di ruang auditorium STKIP Yasika Majalengka tersebut diikuti ratusan mahasiswa STKIP Yasika dan Akper YPIB, tenaga pendidik dan kependidikan kampus tersebut. Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Dewan Pembina STKIP Yasika dan Akper YPIB Majalengka, Prof. Dr. H. Cecep Sumarna, M.Ag, Ketua Yayasan Sindang Kasih Hj Lelin Parlina Dewi, M.Pd, Direktur Akper YPIB Majalengka Awaludin Jahid Abdillah, M.Kep, Ketua STKIP Yasika Arip Amin, M.Pd dan undangan lain.
BACA JUGA: BEM dan DPM STKIP Yasika Resmi Dilantik
Sebelum mendengarkan pemaparan materi kuliah umum dari Narasumber Dr. Syahril Caniago, MBA, seluruh sivitas akademika STKIP Yasika dan Akper YPIB Majalengka mengikuti acara pembukaan. Dalam kesempatan tersebut, Direktur Akper YPIB Majalengka, Awaludin Jahid Abdillah, M.Kep dan Ketua Dewan Pembina STKIP Yasika dan Akper YPIB Majalengka, Prof. Dr. H. Cecep Sumarna, M.Ag, didaulat untuk memberikan sambutan.
Direktur Akper YPIB Majalengka, Awaludin Jahid Abdillah, M.Kep mengatakan, mahasiswa saat ini dihadapkan dengan tantangan zaman yang begitu pesat perkembangannya. Jika para mahasiswa tidak berusaha keras untuk mengikuti perkembangan zaman, maka resikonya akan jauh tertinggal dan akan sulit memperoleh kehidupan yang lebih baik saat kembali ke masyarakat.
Sedangkan Ketua Dewan Pembina STKIP Yasika dan Akper YPIB Majalengka, Prof. Dr. H. Cecep Sumarna, M.Ag dalam sambutannya menjelaskan, STKIP Yasika dan Akper YPIB Majalengka merupakan dua pendidikan tinggi yang berbeda rumpun. Namun demikian, dalam perjalanannya kedua lembaga pendidikan ini terus mengalami perkembangan meskipun saat ini wilayah Kabupaten Majalengka dihadapkan dengan era industrialisasi yang menyebabkan masyarakatnya banyak memilih bekerja dibandingkan melanjutkan ke perguruan tinggi.
“STKIP Yasika dan Akper YPIB Majalengka merupakan dua lembaga pendidikan yang saat ini mulai berkembang untuk membantu masyarakat yang ingin meningkatkan pendidikannya di bidang kesehatan dan keguruan. Dalam beberapa tahun kedepan tentu saja STKIP Yasika dan Akper YPIB Majalengka diharapkan menjadi sebuah universitas ternama di Indonesia yang mampu melahirkan para intelektual muda yang dapat membangun negeri ini,” ujarnya.
BACA JUGA: STKIP Yasika Ajak BI Bantu Angkat Potensi Majalengka
Sementara itu Dr. Syahril Caniago, MBA. dalam kuliah umumnya memaparkan, berdasarkan data Kemenristekdikti, saat ini di Indonesia terdapat 4.713 perguruan tinggi dengan 28.091 program studi dan 7,5 juta mahasiswa yang terdaftar. Misi dari Kemristekdikti adalah meningkatkan akses, relevansi, dan mutu pendidikan tinggi untuk menghasilkan SDM yang berkualitas. “Mahasiswa di era revolusi industri 4.0 dituntut untuk mempelajari dan menguasai literasi baru yang meliputi literasi data, literasi teknologi, literasi manusia dan melakukan pembelajaran sepanjang hayat (life long learner). Menguasai literasi data adalah kemampuan untuk membaca, menganalisa dan menggunakan informasi (big data) di dunia digital. Sedangkan menguasai literasi teknologi adalah memahami cara kerja mesin dan aplikasi teknologi,” ujarnya.
BACA JUGA: HUT Ke-74 RI Diperingati secara Meriah oleh Mahasiswa
Ditegaskan Syahril, pembangunan perguruan tinggi bertujuan untuk membangun SDM unggul berpendidikan tinggi dan Kemenristekdikti berperan dalam membangun SDM berpendidikan tinggi yang kompeten, terampil dan profesional untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, industri dan negara pada abad 21. Adapun indikatornya yakni Employability rate (proporsi lulusan yang dapat segera memperoleh atau menciptakan pekerjaan), meningkatnya jumlah lulusan perguruan tinggi dapat bersaing di pasar regional maupun internasional karena memiliki kompetensi, skill, dan professional (bersertifikat) dan meningkatnya produktivitas SDM sehingga berkontribusi terhadap peningkatan nilai tambah dan daya saing negara. (Humas-Yasika)