KEPALA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dr Ir Hj Dewi Sartika, MSi menyampaikan materi dalam workshop nasional yang digelar STKIP Yasika Majalengka di ruang auditorium kampus setempat, Minggu (23/06)
MAJALENGKA.- STKIP Yasika Majalengka bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menggelar Workshop Nasional Pendidikan yang berlangsung selama dua hari yakni Sabtu – Minggu (22-23/06) bertempat di ruang auditorium STKIP Yasika Majalengka.
Hadir dalam acara tersebut sebagai pemateri antara lain Sekda Provinsi Jawa Barat yang diwakili Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Dr. H. Ahmad Hadadi, M.Si, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dr. Ir. Hj. Dewi Sartika, M.Si, Ketua Satuan Penjamin Mutu Universitas Pasundan, Yusep Ikrawan, PhD, Guru Besar IAIN Syekh Nur Jati Cirebon, Prof. Dr. H. Cecep Sumarna, M.Ag, Praktisi Hukum Dr. H. Sugianto, SH. MH, dan Staf Ahli Bidang SDM Kabupaten Majalengka, Drs. H. Nasrudin, M.MPd.
Workshop yang mengangkat tema “Kebijakan daerah dan manajerial kepemimpinan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan” tersebut diikuti peserta yang terdiri dari para kepala SMA, SMK, guru dari berbagai tingkatan dan tenaga kependidikan dari wilayah III Cirebon, Sumedang dan Subang. Para peserta cukup antusias mengikuti workshop dengan materi tentang kebijakan daerah dalam meningkatkan mutu pendidikan dan manajemen pengelolaan lembaga pendidikan tersebut.
BACA JUGA: STKIP Yasika Jalin Kerjasama dengan Universitas Pasundan
Ketua STKIP Yasika Majalengka, Arip Amin, M.Pd mengatakan, workshop nasional pendidikan yang dilaksanakan oleh STKIP Yasika Majalengka kali ini sengaja bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman, komitmen dan kebersamaan dalam meningkatkan mutu pendidikan guna mengantisipasi kesiapan generasi muda menghadapi persaingan di era global.
“STKIP Yasika sebagai lembaga pendidikan tinggi hadir untuk membantu pemerintah dan swasta dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di wilayah Majalengka dan wilayah III Cirebon khususnya, umumnya daerah Jawa Barat. Hadirnya BIJB di Majalengka dan pesatnya pertambahan dunia industri di Majalengka merupakan sebuah tantangan bagi dunia pendidikan. Era industri 4.0 menyebabkan berubahnya pola pikir masyarakat. Fenomena rendahnya minat masyarakat untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi tentu menjadi tantangan dunia pendidikan untuk senantiasa melakukan inovasi agar mutu lulusan memiliki daya saing yang tinggi,” jelas Arip Amin.
Berubahnya mind set masyarakat terkait minat melanjutkan sekolah karena berprinsip yang penting bisa bekerja, dan tak perlu pendidikan tinggi tinggi diduga akan menjadi penyebab utama rendahnya indek pembangunan manusia kata Arip, hal itu merupakan ancaman bagi generasi muda Kabupaten Majalengka khususnya dan daerah-daerah lain pada umumnya. Pemerintah daerah harus secepatnya mencari solusi terbaik agar masyarakat bisa bekerja tetapi tingkat pendidilan tetap terjamin alias masyarakat tetap dapat melanjutkan pendidikannya.
BACA JUGA: Mahasiswa STKIP Yasika Gelar Outdoor Activity
Banyak hal yang dibahas para pemateri workshop nasional di STKIP Yasika Majalengka terkait permasalahan pendidikan di Majalengka dan Jawa Barat. Masalah yang muncul terkait pendidikan di Jawa Barat di antaranya terkait aksessibilitas masyarakat terhadap lembaga pendidikan. Kondisi tersebut terjadi karena di wilayah Jawa Barat masih banyak kecamatan yang belum memiliki lembaga pendidikan setingkat SLTA sehingga masih terbatas yang dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah atas.
“STKIP Yasika Majalengka senantiasa akan terus menjalin kerjasama dengan berbagai sektor dalam upaya memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan sehingga dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan IPM. Mudah-mudahan melalui berbagai upaya yang kami lakukan ini dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan SDM nya dan mengakses pendidikan yang lebih tinggi,” tandasnya. (Humas-Yasika)